Ditulis oleh Nikolas Tjhin – 30 Januari 2023
Pergelaran Formula 1 telah menobatkan juara dunia untuk tahun 2022, yaitu Max Verstappen dari Belanda. Sembari merayakan kemenangan tersebut, mari kita simak lebih dalam tentang varian jam tangan yang sering terlihat di pergelangan tangan Max – TAG Heuer Monaco.
Jam tangan berbentuk persegi ini pertama kali muncul di sekitar tahun 1969. Mirip dengan bentuknya yang unik, ada kisah menarik tentang bagaimana model Heuer Monaco ini naik ke puncak popularitas. Jack William Heuer selaku Managing Director Heuer saat itu, sangat banyak terlibat dalam berbagai proyek besar dalam usahanya untuk memajukan perusahaan. Proyek yang paling terkenal dalam usaha mereka saat itu adalah Proyek 99, nama kode untuk proyek yang menghasilkan apa yang kemudian dikenal sebagai Movement Caliber 11.
Saat itu, Jack bermitra dengan Breitling, Buren (Hamilton), dan Dubois Depraz memproduksi automatic chronograph movement pertama di dunia yang dapat tersedia untuk umum di bawah kode Proyek 99. Buren sangat berbakat dalam membuat automatic movement yang sangat tipis, sedangkan Breitling dan Dubois Depraz, keduanya memiliki pengalaman yang luas dalam memproduksi chronograph dan komplikasi arloji canggih lainnya. Hasil akhirnya adalah Caliber 11, movement yang dapat menghasilkan 19.800 getaran per jam dengan power reserve sekitar 42 jam.
Awalnya, automatic chronograph baru ini akan ditempatkan dalam model Carrera, model yang sebelumnya sudah sukses sebelum Caliber 11. Model Carrera sendiri, mulai diproduksi dengan casing yang lebih tebal menyesuaikan dengan movement baru. Selain itu, mereka juga memutuskan untuk memasukkannya ke dalam model Autavia. Autavia sendiri adalah model jam tangan yang khusus ditargetkan untuk pasar mobil dan penerbangan. Akan tetapi Jack menginginkan sesuatu yang lebih unik untuk mengoptimalkan mesin jam baru ini, desain yang akan menggebrak dan membedakannya dengan kompetitor jam tangan lainnya.
Erwin Piquerez, seseorang yang berasal dari industri besar pembuatan jam tangan Swiss mempresentasikan ide unik nya kepada Heuer. Piquerez sendiri baru saja mematenkan casing berbentuk persegi yang benar-benar tahan air menggunakan 4 takik yang dijepit di bagian belakang. Jack Heuer merasa desain yang Piquerez buat sangat out-of-the-box, dia tertarik dan sepakat untuk membeli hak eksklusif untuk desain casing ini. Pemberian nama Monaco sendiri awalnya adalah untuk penghormatan kepada salah satu seri balapan Formula 1 yang paling menarik, yaitu Grand Prix Monaco. Meski begitu, Jack sendiri sebenarnya tidak menyangka bahwa hubungan jam tangan ini dengan Grand Prix F1 akan sebegitu fenomenalnya sampai saat ini.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, Heuer Monaco dibuat untuk menghormati olahraga balapan Formula 1, dan sejak saat itu menjadi jam tangan yang paling identik dengan gelaran F1 dan balap mobil pada umumnya. Sebelum perilisan model Monaco, Jack Heuer sudah terlebih dahulu bermitra dengan pembalap Formula 1, Jo Siffert. Siffert adalah penggemar jam tangan dan menjadi brand ambassador pertama untuk Heuer. Kemudian pada tahun 1970, Siffert terlibat dan turut membantu proses syuting film ‘Le Mans’, sebuah film balapan Formula 1 yang diperankan oleh Steve McQueen. Siffert meminta McQueen memerankan dirinya semirip mungkin termasuk penggunaan setelan balap dan jam tangan yang dikenakan. Jika Stiffet lebih sering menggunakan model Autavia. Saat itu, McQueen memilih menggunakan Monaco 1133B untuk melengkapi penampilannya di dalam film. Lahirlah McQueen Monaco dan sejarah penuh warnya yang kita tahu sampai saat ini.
Popularitas dari TAG Heuer Monaco sendiri sempat menurun drastis pada tahun 1970, sebuah masa kelam di mana seluruh peserta industri jam tangan Swiss mengalami kompetisi yang sangat besar dari popularitas jam tangan quartz yang berkembang dengan sangat pesat. Pada akhirnya, varian Heuer Monaco diberhentikan pada tahun 1975, dengan varian Monaco “Dark Lord”, dengan case material dari black PVD yang menjadi varian terakhirnya pada saat itu.
Pada tahun 1985, angin perubahan mulai berhembus kembali. Pada tahun itu, Heuer berubah menjadi TAG Heuer, dan melahirkan sebuah strategi baru untuk pembaharuan perusahaan, disertai dengan kerjasama bersama pembalap F1 legendaris Ayrton Senna. Seiring dengan perkembangan zaman, TAG Heuer mulai menggali lebih dalam dari sejarah mereka, dan memutuskan untuk membawa kembali sebuah varian jam tangan yang unik, menawan dan sangat mudah dikenali ini.
Varian Monaco kembali dirilis pada tahun 1998, 29 tahun dari peluncuran pertamanya, dan 23 tahun sejak pemberhentian produksi terakhir. Model pertama yang diproduksi adalah varian limited edition sebanyak 5,000 buah, dan mereka semua menggunakan varian logo Heuer yang orisinil, bukan logo TAG Heuer yang baru. Ini merupakan sebuah penghormatan dari TAG Heuer, kepada perusahaan Heuer yang penuh sejarah dan menjadi fondasi dari perusahaan TAG Heuer yang modern. Desain dari varian Heuer Monaco Re-Edition terbatas tersebut memiliki beberapa perbedaan dibanding model orisinilnya, karena mesin micro-rotor Caliber 11 yang sebelumnya digunakan kini sudah tidak diproduksi lagi. Perubahan utama adalah letak crown dan chronograph pushers yang sebelumnya ada di kiri dan kanan, serta subdial 30 menit dan 12 jam. Di varian Re-Edition tersebut, keduanya sekarang terletak di sisi kanan, dengan subdial detik di posisi jam 3 dan chronograph 30 menit di posisi jam 9 – ini menjadi konfigurasi dari jam TAG Heuer Monaco modern sampai saat ini.
Rilisan Heuer Monaco Re-Edition pada tahun 1998 tersebut terbilang sukses dan banyak disukai serta dicari oleh para penggemar. Oleh karena itu, TAG Heuer membawa kembali varian Monaco dan mulai memproduksinya lagi dimulai dari tahun 1999. Dan kini, banyak sekali varian TAG Heuer Monaco dengan variasi-variasi menarik dan unik.
Sebagai salah satu sponsor utama dari acara balapan Formula 1 serta partner dari tim Red Bull, TAG Heuer sering memberikan hadiah jam tangan kepada para pembalap F1. Pada tahun 2021 lalu, tepat sebelum balapan Monaco Grand Prix, Max Verstappen dihadiahkan sebuah Monaco Titan Titanium Chronograph dari TAG Heuer. Max Verstappen berhasil menjuarai Grand Prix Monaco tersebut, dan sejak saat itu selalu memakai jam Monaco Titan tersebut selama pertandingan Formula 1 tahun 2021 berlangsung. Monaco Titan tersebut menjadi sebuah jimat keberuntungan bagi Max Verstappen, sehingga dia akhirnya berhasil menjadi juara dunia Formula 1 setelah memenangkan balapan Formula 1 terakhir pada tahun 2021, yaitu Grand Prix di Abu Dhabi pada bulan Desember 202.
Lalu pada tahun 2022 ini, Max Verstappen dihadiahkan dengan sebuah varian TAG Heuer Monaco yang sangat unik, yaitu Monaco Special Edition ‘Max Verstappen’, yang dibuat hanya 1 saja di dunia. Varian unik dari Monaco Special Edition tersebut menampilkan desain yang menyerupai model lama Monaco dari tahun 1970an, yaitu varian Monaco 74033 yang dikenal dengan julukan “Dark Lord”. Varian tersebut banyak menampilkan warna hitam pekat, dengan coating DLC warna hitam dan material titanium, serta sentuhan rose gold di jarum jam dan index. Bisa dibilang, sebuah jam yang sangat cocok untuk karakter Max Verstappen yang dikenal sebagai pembalap yang aggresive di Formula 1.
Ada satu lagi keunikan dari TAG Heuer Monaco Special Edition tersebut, yang menjadi sebuah penanda bahwa jam ini adalah milik Max Verstappen satu-satunya – yaitu adanya penambahan angka 1 dengan warna merah di posisi jam 6 subdial. Angka satu tersebut adalah keunikan yang menandakan Max Verstappen sebagai juara dunia F1 di tahun 2021. Sejak tahun 2014, setiap pembalap diharuskan memilih sebuah angka yang menjadi penanda untuk dirinya selama karir F1. Satu-satunya angka yang tidak bisa dipilih adalah angka satu, yang menjadi hak untuk bisa digunakan oleh juara dunia pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 ini, Max Verstappen menggunakan angka tersebut, dan angka itu juga yang muncul di varian jam unik yang dibuat khusus untuk Max!